Sunday, 3 May 2015

5 Rekomendasi Bakpia Pathok Khas Jogja


Bakpia pathok merupakan salah satu oleh-oleh yang wajib dibawa oleh wisatawan apabila berkunjung ke kota pelajar Yogyakarta. Bakpia adalah olahan makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dan gula yang dibalut dengan kulit yang terbuat dari tepung kemudian dipangggang. Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina yang biasa dikenal dengan nama Tou Luk Pia, memiliki arti kue pia kacang hijau. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal dari daerah Pathok (Pathuk), Yogyakarta. Daerah tersebut mulai memproduksi bakpia sejak tahun 1948 dan masih diperjualbelikan  secara eceran yang dikemas dengan menggunakan besek (kotak dari bambu). Peminatnya pun saat itu masih cukup terbatas, sehingga belum ada label tiap kotaknya. Hingga pada tahun 1980, bakpia mulai menggunakan kemasan baru dengan merek sesuai dengan nomor rumah produsen. 12 tahun setelah itu, tepatnya tahun 1992 bakpia mulai terkenal dan menjadi ciri khas oleh-oleh kota Jogja. Saat ini telah hadir berbagai macam modifikasi rasa bakpia dengan merek yang berbeda. Berikut ini beberapa rekomendasi Bakpia khas jogja versi cumibunting.

1. Bakpia Kurnia Sari

Bakpia Kurnia Sari memang terbilang sebagai pendatang baru di dunia perdagangan bakpia, namun kiprahnya tidak bisa dianggap remeh. Bakpia ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, yaitu kulit yang lebih tipis namun sangat lembut, diameter bakpia yang lebih besar, isi bakpia yang lebih padat dan pilihan rasa yang bervariasi. Bakpia Kurnia Sari menawarkan 6 pilihan rasa, kacang hijau, kumbu hitam, coklat, susu, kopi, dan yang terakhir adalah keju yang menjadi pilihan favorit. Wisatawan dapat membeli bakpia ini di Jl. Glagah Sari no.97C Yogyakarta – (0274)830502, Jl. Glagah Sari no.112 Yogyakarta – (0274)375030 dan Ruko Permai Pogung Lor no.6 Jl. Ringroad Utara Yogyakarta (sebelah Ahmad Dhani School Rock of Music) – (0274)625729. Bagi wisatawan yang ingin membeli bakpia ini pada masa liburan, sebaiknya memesan terlebih dahulu dikarenakan stok sering habis.

2. Bakpia Pathok 25

Bakpia Pathok 25 merupakan salah satu bakpia legendaris Jogja yang berasal dari daerah Pathok (Pathuk). Bakpia ini merupakan bisnis keluarga yang sekarang diteruskan oleh generasi penerusnya yaitu Bp. Arlen Sanjaya. Bakpia ini mengahdirkan beberapa pilihan rasa, yaitu kacang ijo, nanas, cokelat, keju, durian, kumbu dan aneka rasa. Untuk membeli bakpia pathok 25 kita bisa langsung mengunjungi pabriknya di Jl. AIP II KS Tubun NG I/504, Yogyakarta – (0274)513904, 566122. Selain itu bakpia ini memiliki beberapa cabang yang terletak di Ongko Joyo Jl. AIP II KS Tubun 65,Yogyakarta – (0274)0512219, 583237, Pasar Pathok Kios Pasar Pathok 14-18, Yogyakarta – (0274)561551, Kembang Jaya Jl. Laksda Adisucipto KM.9, Yogyakarta – (0274)484458, Bandara Jaya Jl. Laksda Adisucipto KM.9, Yogyakarta – (0274)484458.

3. Bakpia Patuk 75

Bakpia Patuk 75 berdiri pada tahun 1948 oleh Yung Yen, tak salah lagi jika disebut bakpia legendaris khas Jogja. Nama bakpia 75 merupakan nomor rumahnya yang terletak di daerah pathok. Awalnya beliau menawarkan bakpia ini dari rumah ke rumah hingga banyak orang yang mencari bakpia 75 ini sekarang. Bakpia ini masih mempertahankan rasa dan cara memasaknya secara tradisional. Wisatawan dapat singgah untuk membeli oelh-oleh ini di Jl. KS Tubun no.75 Yogyakarta, Jl. KS Tubun no.83, Yogyakarta, Jl. HOS Cokroaminoto no.119B, dan Jl. Magelang km 4,5, Yogyakarta.

4. Bakpia Pathok 145

Bakpia Pathok 145 adalah salah satu produsen bakpia yang patut diperhitungkan. Pasalnya, bakpia ini juga memiliki cita rasa yang khas. Bakpia ini dapat kita temui di Jl. Gambiran no.40, Yogyakarta (Selatan Pom Bensin Gambiran) – (0274)7188862, 7480471. Selain memproduksi bakpia, tempat ini juga memproduksi oleh-oleh khas Jogja lainnya seperti yangko, ampyang jahe, gula kelapa muda, dll. Bakpia ini juga memiliki beberapa cabang yang terletak di Jl. Wijilan, Yogyakarta (depan Gudeg “Yu Djum”), Jl. Jendral Sudirman no.25, Yogyakarta, Jl. Kaliurang km.5,6, Yogyakarta, Jl. Solo km.8, Yogyakarta.

5. Bakpia Merlino

Bakpia Merlino tergolong sebagai pendatang baru di dunia bakpia, bakpia ini mulai berproduksi pada tahun 2000an. Awalnya Toko Merlino merupakan took roti (bakery) yang menjual roti kering dan basah. Meskipun ukurannya terlihat lebih kecil, rasa bakpia ini boleh diadu. Bakpia Merlino memiliki kulit yang tipis yang menambah kelembutan makanan ini. Varian rasa bakpia ini cukup beragam dan mengikuti perkembangan  jaman, seperti kacang hijau, ubi ungu, coklat, susu, keju, cappuccino, dan green tea. Produk andalannya adalah bakpia green tea dan cappuccino. Bakpia ini hadir di Jl. R.E Martadinata no.24B dan Jl. Pakuningratan no.55, Yogyakarta – (0274)588036, 558229, 562334.
Setiap merek bakpia memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dipilih sesuai selera, jadi tunggu apalagi? Segeralah berkunjung ke kota Jogja dan borong bakpia pathok kesukaan anda.

Sumber : http://cumibunting.com

Arti Nama Bakpia Pathuk

Bakpia kita kenal sebagai makanan khas Yogyakarta, hampir setiap toko oleh - oleh yang tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta menyediakan bakpia untuk dibeli.
Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina dan bernama asli tou luk pia yang artinya adalah kue pia kacang hijau. Bakpia pertama kali diproduksi di Indonesia sekitar tahun 1948, tepatnya di kampung Pathuk Yogjakarta dan inilah mengapa bakpia lebih dikenal dengan nama Bakpia Pathuk. Hingga kini kampung Pathuk dikenal sebagai sentra makanan khas bakpia, karena banyaknya wirausahawan yang bergerak di bidang pembuatan bakpia beroperasi di sini.
Sebelum tahun 1980, pengemasan bakpia dilakukan dalam besek dan diperdagangkan secara eceran, baru setelah tahun 1980 pengemasan bakpia mulai dilakukan dalam kemasan karton yang diberi merek atau brand sesuai dengan nomor rumah.
Seperti misalnya Bakpia Pathuk “25”, “75?, “88? semuanya berdasarkan nomor rumah. Sejalan dengan pesatnya perkembangan kue oleh-oleh, maka bakpia pun mulai meledak di pasaran sejak sekitar tahun 1992, hingga kini tidak lengkap rasanya bila ke Yogyakarta tidak membeli panganan bakpia pathuk.

Sunday, 15 February 2015

Grand Puri Water Park

Jika anda berkunjung ke Jogjakarta jangan lupa untuk memanjakan anak kesayangan ke tempat-tempat wisata yang ada di Jogjakarta, salah satu wahana wisata yang membuat anak-anak kesayangan ingin terus bermain adalah wahana wisata yang ada di daerah Bantul yaitu wahana wisata Grand Puri Water Park, wahana bermain air satu-satunya yang berada di Jogjakarta.
Grand Puri Water Park merupakan wahana bermain air, tidak hanya untuk anak-anak tetapi untuk kalangan dewasa pun bisa berenang dan bermain di grand puri water park. Terdapat banyak wahan bermain yang ada di grand puri water park, dengan biaya tiket masuk Rp. 30.000 untuk hari biasa dan Rp. 40.000 untuk hari libur anda dan keluarga bisa menikmati bermain air yang mempunyai banyak wahana bermain air.
Wahana Kolam Olimpyc
Wahana Kolam Olimpyc
Wahana yang terdapat di grand puri water park yaitu kolam Semi Olympic, bentuknya seperti kolam-kolam renang biasa yang berbentuk persegi panjang, kolam Penerima terdapat wahana seluncur air, kolam Arus dengan kedalaman 130cm, ini favorit saya bisa berenang seperti halnya berenang di kali karena terus mengalir airnya dan wahana terakhir kolam Batita yang merupakan kolam kesenangan anak-anak.
Gazebo Grand Puri Water Park
Gazebo Grand Puri Water Park
Selain banyaknya wahana permainan di grand puri water park, kondisi tempat di grand puri water park sangat cocok untuk berwisata dengan keluarga, karena disediakan gazebo-gazebo yang bisa di sewa oleh pengunjung. Dengan merogoh kocek Rp.25.000 anda dan keluarga bisa menyewa gazebo selama 2 jam.
Biaya Sewa Gazebo
Biaya Sewa Gazebo
Berlibur dangan keluarga, memanjakan anak-anak untuk bermain setelah anak kesayangan terus bersekolah itu yang menjadi impian semua orang tua untuk menghilangkan kepenatan sehari-hari bersama putra-putri mereka. Anda berminat mengajak putra-putri anda untuk bermain bersama.

Source : infokah.com

Wisata Belanja Manding

Cerita seorang teman :
Beberapa waktu lalu pada saat saya liburan bersama keluarga kami mengunjungi suatu tempat wisata belanja yang berada di daerah Bantul, Yogyakarta. Daerah ini menjadi tempat sentra industri kerajinan kulit, produk yang dihasilkan seperti sepatu, tas, ikat pinggang, dompet dan banyak yang lainnya.
Manding merupakan suatu tempat yang terletak di Kabupatan Bantul, tepatnya di Jalan Parangtritis Km 11 Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul. Sentra industri kerajinan kulit manding berada di dekat wisata bermain Grand Puri Water Park, manding sudah dikenal oleh wisatawan-wisatawan dari luar jogja, jadi apabila anda sedang berwisata di Jogja jangan lupa mampir berbelanja di sentra kerajinan kulit Manding untuk membelikan oleh-oleh buat keluarga kita.
Manding merupakan suatu tempat yang terletak di Kabupatan Bantul, tepatnya di Jalan Parangtritis Km 11 Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul.
Koordinat google maps : -7.895335, 110.351415
Di lokasi kerajinan kulit Manding banyak terdapat toko-toko di sepanjang jalan yang menjual berbagai macam kerajinan kulit, harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal untuk barang yang berbahan kulit, biasanya barang-barang yang berbahan kulit pasti memiliki harga jual yang tinggi, tetapi barang-barang berbahan dasar kulit yang dijual di Manding tergolong dibawah harga standar, ada juga yang mahal tetapi banyak juga yang terjangkau kantong kita.
Jika anda bersama keluarga sedang berwisata di Jogja jangan sampai kelewatan untuk mampir di sentra kerajinan kulit manding, jangan hanya berkunjung ke tempat wisata-wisata yang sudah banyak dikenal oleh banyak orang, tetapi bisa meng explore lebih banyak lagi tempat wisata di Jogja khususnya Bantul.\

Source : infokah.com

Sosialisasi Pelayanan Rumah Sakit di Manding Sabdodadi Bantul

Untuk menginformasikan macam-macam pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat sehingga pelayanan yang disediakam rumah sakit mendukung peningkatan derajat kesehatan yang optimal, RSUD Panembahan Senopati menyelenggarakan Sosialisasi Pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat sebagai bukti bahwa rumah sakit peduli terhadap warga. Sosialisasi kali ini dilaksanakan Senin, 16 Juni 2014 pukul 07.30 – 14.00 WIB di Balai Dusun Manding Desa Sabdodadi Bantul. Di hadiri 350 orang yang terdiri 320 orang dari masyarakat dan 30 orang dari instansi dan lintas sektor. Nara sumber oleh dr. Atthobari, MPH (Kepala Bidang Pelayanan Medis). Selain penyampaian materi Sosialisasi Pelayanan Rumah Sakit juga ada pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kepadatan tulang, pemeriksaan papsmear dan pembagian sembako.
Dengan sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat dapat mengetahui macam-macam pelayanan di rumah sakit khususnya RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Sunday, 23 November 2014

PENTAS SENI DI PARANGTRITIS

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kab. Bantyul akan menyelenggrakan pentas seni di Obeyek Wisata Parangtritis. Kegiatan ini dimulai jam 13.00 WIb dan akan diselenggarakan di Gapura Kembar Parangtritis.  Adapun jadwal pentas seni sbb :
     Minggu, 23 November 2014 : Campursari
     Minggu, 30 November 2014 : lagu-lagu Koes Plus
mari...nikmati deburan ombaknya....santap kulinernya....ikuti alunan irama lagunya.....tatap keindahan panoramanya......jaga kebersihan...salam pariwisata

sumber : http://disbudpar.bantulkab.go.id

Saturday, 22 November 2014

Sentra kerajinan kulit Manding ada sejak 1958

Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta sudah terkenal sebagai sentra kerajinan kulit sejak tahun 1970-an. Kerajinan kulit di dusun ini dipelopori oleh tiga pemuda setempat sejak 1958. Belakangan, banyak warga tertarik mengikuti jejak mereka. Sementara toko mulai bermunculan di dusun ini tahun 1980-an.

Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta sudah terkenal sebagai sentra kerajinan kulit sejak tahun 1970-an. Kerajinan kulit di desa ini dipelopori oleh tiga pemuda setempat, yaitu Prapto Sudarmo, Ratno Suharjo, dan Wardi Utomo.

Keahlian mengolah kulit mereka dapat, ketika bekerja di sebuah perusahaan kulit di Kota Yogyakarta pada tahun 1947. Pada tahun 1958, mereka memutuskan untuk pulang kampung dan mendirikan usaha sendiri dengan memproduksi tas, jaket, dan lain-lain.

Dwijo Hadi Suyono, pemilik Toko Selly Kusuma mengisahkan, sejak ketiga orang itu merintis usaha kerajinan kulit di Manding, banyak warga yang tertarik mengikuti jejak mereka. Lambat laun banyak warga setempat yang berprofesi sebagai perajin kulit. Pada tahun 1970-an, dusun ini pun mulai menjelma sebagai sentra kerajinan kulit.

Keahlian mengolah kulit mereka dapat secara turun-temurun. Namun di tahun 1970-an itu, belum ada toko atau showroom untuk memasarkan hasil produksi para perajin kulit. "Toko mulai bermunculan di dusun ini sekitar tahun 1980-an," kata pria yang akrab disapa Yono ini.

Toko-toko bermunculan seiring semakin dikenalnya Manding di kalangan para pelancong, baik dari Yogya maupun luar daerah. Sejak saat itu, Manding menjadi ramai. Saat akhir pekan, banyak pengunjung datang ke kampung ini.

Lantaran ramai pengunjung, jumlah toko pun semakin banyak. Saat ini, tercatat sekitar 30 kios yang menjual aneka produk dari kulit, seperti tas, jaket, sepatu, sandal, dan dompet. "Hingga saat ini, hubungan antara pedagang dan perajin tetap terjalin dengan baik," kata Yono.

Awalnya, jumlah kios belum sebanyak sekarang. Di tahun 2000-an, jumlah kios baru ada sekitar 10-an. "Kalau tidak salah, kios saya termasuk yang kesepuluh," kenang Yono yang membuka kios di tahun 2000.

Yono bilang, jumlah kios tumbuh pesat di tahun 2007-2008 atau setahun setelah bencana gempa yang melanda wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006 silam. Setelah gempa tersebut, banyak lahan di pinggir-pinggir jalan yang disewakan.

Saat itu, hampir setiap bulan muncul toko baru. "Kebanyakan yang membuka gerai adalah anak, saudara, atau kerabat para perajin kulit," ucap Yono yang menjabat Ketua Pengurus Dusun Perajin Manding ini.

Dwi Astuti, pengelola Toko Maylia, bilang bahwa menjamurnya kios itu memang membuat Manding semakin terkenal sebagai sentra kerajinan kulit. Namun di sisi lain, persaingan sesama pedagang juga semakin ketat. Soalnya, produk yang dijual juga serupa. "Yang membedakan mungkin corak atau motif dan modelnya. Kalau jenis produknya si sama," ujarnya.

Walaupun persaingan semakin ketat, tidak ada pedagang yang saling menjegal. Menurut Dwi, setiap pedagang sudah memiliki pelanggan sendiri.

Untuk menjaring pelanggan baru, biasanya setiap toko sudah tahu apa yang harus dilakukan tanpa mencurangi toko lainnya. "Yang dilakukan masih dalam taraf wajar, seperti mendekorasi outlet hingga memenuhi toko dengan beragam produk ," ujarnya.

Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/